Sebuah pagi
tanggal 16 April 2019 satu hari menjelang pemilihan umum, dimana hari itu
termasuk pada hari tenang. Saya
merencanakan perjalanan menuju sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
berada di pojok selatan paling barat. Perjalanan ini kurang lebih sudah
direncanakan sejak sebulan yang lalu, tepatnya ketika saya hampir menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Beberapa hari sebelum hari H saya sudah berbicang
– bincang dengan teman saya yang rencananya akan saya singgahi ketika kesana.
Memilih hari teresbut karena yakin teman saya itu akan pulang kampung pada hari
tersebut karena keesokan harinya akan mengunakan hak pilih di kampung
halamanya.
Pada malam
sebelum berangkat saya berniat bangun pagi dan berangkat setelah adzan subuh,
karena mengingat jarak tujuan yang jauh dan rute yang belum saya ketahui. Namun
pada keesokan harinya entah kenapa saya bangun terlalu siang, kurang lebih saat
itu saya bangun pukul setegah tujuh pagi. Dengan rasa yang tergesa – gesa saya
segera mandi dan sedikit sarapan mengingat waktu yang terlalu siang untuk
memulai perjalanan. Sebelum berangkat terlebih dahulu saya berpamitan kepada
kedua orangtua tanpa memberi tahu tujuan saya pada hari itu karena dijamin 70%
tidak diijinkan (jangan ditiru).
Sebenarnya saya juga sudah janjian dengan salah seorang teman namun sampai saya
berangkat dari rumah dia belum bengabari tentang kesiapanya. pukul 7.15 pagi, dimana suasana jalan Jogja –
Wonosari baru mengalami puncak kepadatan saya mampir untuk mengisi pertalite di
sebuah SPBU dijalan Jogja - Wonosari. Sebelum melanjutkan perjalanan saya
mengabari teman saya untuk meminta koordinat rumahnya.
Pagi itu
matahari lumayan terik dan ditambah lagi dengan perjalanan saya yang menuju
arah terbitnya matahari cukup menganggu pandangan saya. Setelah melakukan
perjalanan kurang lebih satu setengah jam saya memutuskan untuk berhenti di
sebuah mini market di daerah Pracimantoro untuk melihat apakah teman
saya sudah mengirimkan koordianat rumahnya, namun ternyata sinyal tidak
mendukung untuk menerima balasan. Setelah beristirahat beberapa menit saya
kembali melanjutkan perjalanan dengan bermodalkan gps yang mengarah ke Pantai
Klayar dan sudah saya download semalam sebelum berangkat. Sebelum memasuki
kabupaten pacitan gps saya mengarahkan saya untuk belok dari jalan utama kiri
menuju jalan pintas yang lumayan memangkas waktu tempuh. Namun ternyata jalan
yang saya lewati tersebut adalah jalan yang antar desa yang sempit dan berkelok
– kelok yang sebenrnya menjadikan saya - was was, karena motor saya saat itu
sanggat tipis sekali dan dikawatirkan akan bocor. Dan memang di sepanjang jalan
pintas tersebut tidak dijumpai tukang tambal ban.
Kurang lebih
pukul 09.45 saya berhasil memasuki Kabupaten Pacitan. tapi karena sinyal pada smartphone saya tidak mendukung untuk
menerima lokasi koordinat rumah teman saya akhirnya saya nekat untuk mencarinya
sendiri. Hasil kenekatan saya tersebut adalah berputar – putar di lokasi yang
sama sampai 3 kali walaupun sudah bertanya pada beberapa orang. Dan akhirnya sedikit
demi sedikit saya teringat beberapa patokan mengenai rumah teman saya yaitu
rumahnya ada di depan sekolah dijalan utama menuju pantai Klayar, benar saja
setelah mencari - cari selama 45 menit alhamdulillah saya menemukan rumahnya
tanpa bantuan gps. Sepanjang jalan saya memadangi tiap rumah untuk memperhatikan
sandal dan motornya, karena menurut saya hanya itu yang bisa saya jadikan
petunjuk. Tepat pukul 10.30 saya bisa memarkirkan motor didepan rumahnya.
Setelah
istirahat beberpa menit akhirnya saya diajak teman saya menuju pantai Klayar
dengan dibonceng olehnya supaya tidak dikenakan biaya retrebusi, ini juga
jangan ditiru. Sesampai di pantai klayar saya dibuat kagum ketika melihat air
lautnya yang benar – benar berwarna biru tua. Selain itu satu hal lagi yang
membuat saya kagum adalah harga kelapa muda disana yang masih sanggat murah
dibanding dengan harga kelapa muda dipantai – pantai yang pernah saya kunjungi
sebelumnya. Setelah cukup menikmati angina pantai selama 2 jam dan tidak lumpa
untuk mengabadiaknya kami kemudian kembali kerumah teman saya untuk ishoma. Dan
ternyata sudah sesampai dirumahnya sudah disambut dengan makan siang lengkap
oleh orang tuanya. Setelah cukup istirahat makan siang dan sedikit berbincang,
jam menunjukan pukul 14.00 dimana saya memutuskan untuk pamit pulang.
Dalam perjalanan
pulang karena cuaca saat itu hujan lebat saya memilih untuk berhenti berteduh
sebentar. Setelah hujan cukup reda saya memutuskan untuk mampir membeli sedikit
buah tangan untuk kedua orang tua saya, selain itu juga berjaga jaga supaya
tidak diseprot amarah ketika sampai rumah hahaha. Setelah membeli oleh – oleh
saya hampir tidak berhenti untuk istirahat selama perjalanan pulang, saya hanya
berhenti sekali di SPBU di Pracimantoro untuk sholat ashar. Karena sedikit
berhenti selama perjalanan pulang saya sampai rumah perjalanan dengan jarak tempuh 95 Km menurut googlemaps dapat saya tempuh dalam waktu
2 setegah jam saja. Alhamdulillah saya sampai rumah dengan selamat dan aman
tanpa dimarahi pukul 16.30.
(Gapura selamat jalan Pacitan setelah hujan) Dokumentasi Pribadi |
(Birunya air Pantai Klayar) Dokumentasi pribadi |
0 comments: